KUTAI BARAT – Sebanyak 11.376 orang mengenakan Tas Rotan (anjat) atau Mawiq Gawaakng saat menghadiri puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kutai Barat Ke-24 pecahkan rekor muri.
Merespon hal tersebut, Asisten Administrasi Umum Setkab Kutai Barat, Sahadi mengatakan pencapaian rekor muri tersebut tentu jadi kebanggaan masyarakat Kutai Barat.
Selain itu, anjat merupakan sebuah produk yang lahir dari kearifan lokal sehingga harus dilestarikan dan tercatat di Lembaga Pencatat Rekor Nasional Muri karena penggunaannya pada HUT Kubar tahun ini.
“Hari ini kita bangga karena salah satu produk dari kearifan lokal Kutai Barat tercatat sebagai rekor muri,” ungkap Sahadi, Senin (6/11/2023).
Sahadi mengatakan Kutai Barat memiliki banyak ragam budaya dan objek wisata termasuk anjat yang menjadi identitas Kutai Barat yang harus dipertahankan hingga anak cucu kedepan.
Untuk itu, dia berpesan agar masyarakat ikut melestarikan rotan dan budidaya rotan.
“Karena rotan sebagai bahan baku anjat maka perlu kita lestarikan juga. Karena punah rotan, hilang juga anjat,” terang dia.
Direktur Marketing Muri, Awang Rahargo mengatakan masyarakat antusiasi mengenakan anjat jadi yang terbanyak tak hanya di Indonesia melainkan dunia.
“Perisitiwa rekor memakai gawaakng atau anjat dengan peserta terbanyak yang tidak hanya di Indonesia tetapi dunia” ungkap Awang saat menyerahkan piagam rekor muri ke Bupati FX Yapan di Taman Budaya Sendawar (TBS), Kec. Barong Tongkok, Minggu (05/11/2023).
Awang mengatakan pihaknya mengabadikan di Lembaga Pencatat Rekor Nasional Muri. Untk itu, Muri mengapresiasikan peristiwa rekor superaktif pada hari ini yang dianugerahkan dengan bangga dan hormat atas nama warga masyarakat Kutai Barat. [dtn]