Samarinda – Memasuki tahun 2024 ini, di Kota Samarinda masih terdapat anak-anak yang stunting. Padahal target dibawah 14 persen sudah hampir didepan mata.
Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Sri Puji Astuti inginkan perhatian untuk stunting.
“Semua pihak harus turut serta dalam percepatan penurunan angka stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak,” ujar Sri, Sabtu (27/1/2024).
Menurutnya, pemerintah kota (pemkot) harus fokus pada beberapa faktor penyebab terjadinya stunting yang terbilang masih tinggi.
“Kalau mau tau, penyebab terjadinya stunting pada anak ini seperti asupan makanan yang tidak bergizi, kurangnya gizi pada ibu hamil itu hal yang paling mempengaruhi,” bebernya.
Selain itu, Puji juga menjelaskan kebersihan tempat tinggal yang tidak terjaga, infeksi virus atau bakteri serta tingkat ekonomi yang rendah juga masuk faktor.
“Pemkot harus mampu menerapkan sejumlah langkah strategis yang bisa mengatasi berbagai penyebab stunting pada balita,” bebernya.
Salah satunya seperti sosialisasi lebih rutin lagi terkait bahaya stunting serta cara pencegahannya khususnya untuk anak-anak remaja.
“Anak-anak remaja yang baru menstruasi harus dibekali dengan sosialisasi, agar nanti dia bisa mewanti-wanti dan menyambungkan ilmu ini kedepannya,” terangnya.
Selain itu, ibu hamil dan calon pengantin (catin) juga masuk dalam kategori untuk menjadi peserta sosialisasi untuk mencegah adanya gizi buruk selama 1000 hari kehidupan si anak.[wan/ADV/DPRD Kota Samarinda]