Pantaukaltim.com, Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain mengecam keras aksi kekerasan yang mengakibatkan perempuan sebagai korban. Sani mengaku prihatin dengan aksi tersebut. Khususnya pada kasus kekerasan perempuan yang didapatkan dari lingkungan terdekat seperti keluarga.
Bukan hanya kekerasan fisik yang jadi sorotannya. Namun juga kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan keluarga. Terlebih jika pelakunya merupakan anggota keluarga, seperti ayah, kakek hingga paman.
“Kalau pelakunya keluarga sendiri itu seperti apa ya, apa lagi ada hubungan darah seperti ayah ataupun kakak. Karena sering ditemukan kasus begitu belakangan,” ungkapnya, Sabtu [13/4/2024].
Bahkan ia mengungkapkan jika ia turut merasakan sakit di hatinya melihat situasi seperti itu. Terlebih ia sendiri memiliki dua orang putri. Ia juga menyinggung posisi Samarinda sebagai salah satu daerah dengan angka kekerasan perempuan tertinggi di Kaltim selama periode awal 2024.
Dari data yang ia terima dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda, sejak Januari hingga Maret 2024 ini ada 57 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kalau pelakunya seorang ayah, itu seperti tidak masuk akal. Harusnya mereka itu bertugas sebagai penjaga dan pelindung anak-anak. Bukan malah menyakiti atau mengeksploitasi mereka,” pungkasnya. [stn/ADV DPRD SMD]