Tenggarong — Bulan suci Ramadan 1446 Hijriah menjadi momen istimewa yang tidak hanya memperkuat nilai-nilai spiritual di tengah masyarakat, tetapi juga membuka peluang untuk menggerakkan sektor ekonomi lokal, khususnya bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), semangat tersebut terwujud melalui penyelenggaraan berbagai festival Ramadan yang memberikan dampak positif, baik secara religius, sosial, maupun ekonomi.
Salah satu kegiatan yang menonjol dalam rangkaian perayaan Ramadan tahun ini adalah IRMA Ramadan Fair ke-3, yang digagas dan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara. Acara ini berlangsung selama enam hari, mulai tanggal 22 hingga 27 Maret 2025, dan dipusatkan di halaman Masjid Agung Sultan Sulaiman, Tenggarong. Kegiatan tersebut menjadi magnet bagi ribuan pengunjung yang datang tidak hanya untuk menikmati suasana Ramadan, tetapi juga untuk berbelanja produk-produk lokal yang ditawarkan oleh para pelaku UMKM di area Lorong Pasar Ramadan.
Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten Kukar, Dafip Haryanto, yang hadir secara langsung dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa festival Ramadan seperti IRMA Ramadan Fair memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan harmoni antara kehidupan spiritual masyarakat dan dinamika ekonomi daerah. Menurutnya, Ramadan tidak hanya menjadi bulan untuk memperbanyak ibadah, tetapi juga menjadi ruang strategis untuk membangun solidaritas sosial dan meningkatkan kesejahteraan melalui aktivitas ekonomi berbasis komunitas.
“Kita semua telah menyaksikan bagaimana IRMA Ramadan Fair 2025 tidak hanya menjadi wadah syiar Islam, tetapi juga memberi dampak positif terhadap dinamika perekonomian lokal. Kehadiran Lorong Pasar Ramadan menjadi manifestasi nyata dari sinergi antara nilai-nilai religius dan pemberdayaan ekonomi,” ujar Dafip saat diwawancarai awak media di lokasi kegiatan, Jumat (27/03/2025).
Lebih lanjut, Dafip mengungkapkan bahwa kehadiran para pelaku UMKM di festival ini memberikan warna tersendiri terhadap keberlangsungan acara. Dari kuliner khas Ramadan, kerajinan tangan, produk fesyen Islami, hingga aneka barang kreatif lainnya, semua mendapatkan ruang yang layak untuk dipromosikan dan dijual kepada masyarakat. Transaksi yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan menunjukkan bahwa Ramadan juga dapat menjadi penggerak roda ekonomi lokal yang nyata dan berkelanjutan.
Tak hanya berfokus pada kegiatan ekonomi, IRMA Ramadan Fair ke-3 juga menyajikan beragam aktivitas pendukung seperti lomba-lomba Islami, pertunjukan seni bernuansa religi, serta kajian keagamaan. Semua elemen ini dihadirkan dalam satu kesatuan program untuk memperkuat semangat Ramadan sebagai bulan yang penuh keberkahan dan sarat nilai edukatif. Masyarakat, terutama generasi muda, diberikan ruang untuk menyalurkan kreativitas mereka secara positif dalam suasana yang kondusif dan bermuatan spiritual.
Dalam kesempatan yang sama, Dafip Haryanto juga memberikan apresiasi tinggi kepada para remaja Masjid Agung Sultan Sulaiman, yang dinilai sangat aktif dan berperan besar dalam menyukseskan penyelenggaraan acara. Ia menilai bahwa keterlibatan generasi muda dalam kegiatan keagamaan yang bersifat produktif merupakan indikasi baik bahwa nilai-nilai Islam telah tertanam kuat dalam jiwa mereka, sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi daerah.
“Saya bangga melihat remaja Masjid Agung tidak hanya aktif dalam syiar Islam, tetapi juga menjadi motor penggerak perekonomian. Ini membuktikan bahwa kegiatan keagamaan dapat berjalan seiring dengan penguatan sektor ekonomi kreatif,” tandasnya.
Secara keseluruhan, penyelenggaraan festival Ramadan tahun ini membuktikan bahwa kegiatan keagamaan di Kabupaten Kutai Kartanegara tidak hanya mampu mempererat hubungan spiritual antara manusia dan Tuhannya, tetapi juga menjadi wahana penguatan jejaring sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan pendekatan yang holistik, kegiatan seperti IRMA Ramadan Fair mampu menyeimbangkan dimensi religius dengan aspek pragmatis yang bermanfaat langsung bagi kehidupan sehari-hari.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menyambut baik partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat yang terlibat, serta berharap kegiatan serupa dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan sebagai agenda tahunan yang lebih besar, lebih inklusif, dan berdampak lebih luas pada pemberdayaan masyarakat serta penguatan identitas keislaman di tengah era modernisasi.(wan/ADV/Diskominfo Kukar)