SAMARINDA – Sebagai upaya mengembalikan keramaian pasar tradisional, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mencanangkan program Back To Pasar 2024.
Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Laila Fatihah menyatakan jika pemerintah ingin menjalankan program tersebut, maka harus ada inovasi yang lebih unik dan kreatif untuk menggaet pengunjung datang ke pasar tradisional.
Sebab tak bisa dipungkiri, jika hanya memperbaiki sarana dan prasarana (sarpras) atau fasilitas, hal itu dinilai tak cukup untuk menarik minat pembeli. Terlebih, maraknya pasar daring (online), tentunya membuat masyarakat enggan berbelanja ke pasar.
Terkecuali pasar pada bagian los yang menjual bahan pokok penting (bapokting) hingga kini masih saja eksis, sebab di sana menjual bahan yang tiap harinya diperlukan masyarakat seperti sayur, ikan, dan lainnya.
“Perilaku ekonomi juga saat ini semua apa-apa serba instan melalui online. Tinggal bagaimana juga pihak Dinas Perdagangan (Disdag) berinovasi,” ujar Laila, Rabu (18/10/2023).
Politikus PPP itu pun mengapresiasi upaya Pemkot Samarinda tersebut, sebab ia menilai hal itu dapat meningkatkan perekonomian para pedagang di pusat perbelanjaan offline.
“Apakah dengan dibuatkan kayak Go-Mart atau apa yang khusus menaungi pasar secara offline. Jadi harus punya inovasi dan harus bisa membaca peluang. Kalau tradisional terus dan tidak beradaptasi, ya ketinggalan,” tandasnya. [Ama/ADV DPRD Samarinda]