Kukar – Penanganan stunting di Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai
Kartanegara, harus dilakukan berdasarkan kondisi aktual di setiap desa. Hal ini ditegaskan
oleh Plt Camat Kembang Janggut, Suhartono, dalam kegiatan Rembuk Stunting yang
digelar di Desa Long Beleh Haloq, Kamis (10/7/2025).
“Permasalahan stunting tidak bisa ditangani dengan pendekatan seragam. Masing-masing
desa memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri,” ujar Suhartono, Jumat (11/07/2025).
Ia menilai forum rembuk stunting sangat penting karena menjadi wadah kolaborasi antara
pemerintah desa, kader kesehatan, pendamping program, dan masyarakat. Melalui forum
ini, program yang dirumuskan akan lebih tepat sasaran.
Suhartono berharap agar rembuk stunting tidak menjadi agenda seremonial tahunan
semata, melainkan dimanfaatkan sebagai forum strategis yang menghasilkan program kerja
nyata dan terukur.
“Kita harus mendorong agar hasil rembuk tidak berhenti sebagai dokumen laporan, tapi
dilanjutkan dengan pelaksanaan di lapangan,” tegasnya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Dinas
Pengendalian Penduduk dan KB (DP2KB), PANSIMAS, pendamping Program Keluarga
Harapan (PKH), serta unsur masyarakat desa lainnya. Berbagai masukan dan rencana aksi
muncul dari diskusi yang berlangsung dinamis.
Suhartono menutup pernyataannya dengan mengajak semua pihak untuk memperkuat
komitmen dalam menurunkan angka stunting. “Membangun generasi sehat adalah tanggung
jawab bersama. Perlu sinergi agar anak-anak kita tumbuh kuat dan bebas dari stunting,”
pungkasnya.(adv/Diskominfo Kukar)