SAMARINDA – Camat Long Apari, Petrus Ngo mengatakan, musim kemarau ini berpengaruh terhadap pasang surut Sungai Mahakam.
Saat kondisi surut distribusi bahan pokok ke 2 wilayah di perbatasan Mahulu jadi terhambat. Seperti di Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari.
Sementara, akses darat kondisi sangat parah dan tidak bisa dilintasi.
“BBM ataupun bahan pangan susah mudik ke Kecamatan Long Apari, karena kemarau. Akses jalan darat juga belum ada/belum layak dilalui,” ungkap Petrus Ngo seperti dikutip NOMORSATUKALTIM, Minggu 27 Juli 2025.
Petrus Ngo mengatakan masyarakat kesulitan mencari bahan pangan dan BBM. Karena stok di pasaran semakin menipis. Bahkan BBM sempat terjadi kekosongan. Kondisi ini turut memengaruhi aktivitas masyarakat.
Ia menyebutkan, selama beberapa hari terakhir, kekosongan BBM terjadi di agen premium dan minyak solar (APMS) yang menjadi satu-satunya tumpuan distribusi BBM di wilayahnya.
Padahal, stok BBM seperti pertalite dengan kuota 8.000 hingga 10.000 liter sebetulnya cukup untuk memenuhi keperluan sebulan.
Terbatasnya stok BBM dan bahan pokok selama musim kemarau ini menyebabkan kenaikan harga yang cukuip drastis. Bahkan harga beras di Mahulu sudah mencapai Rp 1 juta per karung untuk ukuran 25 kilogram.
Adapun BBM yang datang ke wilayah tersebut selama beberapa hari ini. Namun jumlahnya sangat terbatas. Kemudian setiap kepala keluarga (KK) hanya diperbolehkan membeli BBM 5 -15 liter saja.
Padahal, menurutnya, kebutuhan BBM masyarakat di wilayah tersebut sangat tinggi. Mengingat sebagian besar menggunakan moda transportasi air, seperti speedboat, Long boat, ces.
Belum lagi untuk aktivitas lain seperti senso. Semua moda transportasi tersebut membutuhkan stok BBM yang cukup banyak.
Akibat stok BBM yang sangat terbatas, menyebabkan antrian warga mengular selama beberapa hari ini, bahkan sebagian masyarakat menunggu sejak pagi sampai sore, hanya untuk mendapatkan BBM yang pembagiannya terbatas.
“Jikapun minyaknya datang tapi sangat susah payah kita dapat. Itupun hanya dijatahi 5 -15 litre per KK, dan itupun cepat habis/stok kosong,” terang dia.
Disampaikan bahwa kondisi ini sudah sering kali dirasakan oleh masyarakat di wilayah perbatasan. Bahkan menjadi peristiwa yang berulang-ulang setiap tahun, terutama saat musim kemarau tiba.
“Cerita ini selalu berulang setiap tahun. Layaknya putar ulang film sinetron,” kata Camat Long Apari.
Menurutnya, kondisi ini disebabkan karena masih sulitnya akses jalan ke wilayah perbatasan.
Karena itu, Petrus menyampaikan harapan besar masyarakat agar pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi persoalan yang berulang-ulang ini.
Ia meminta pembangunan jalan darat dari Long Bagun–Long Pahangai–Long Apari dapat segera direalisasikan.
“Badan jalannya sudah dibuka hingga perbatasan Kalbar. Tapi tak ada follow-up dari pemerintah sampai sekarang,” ungkapnya.
Petrus menilai pembangunan jalan darat menjadi kebutuhan mendesak dan menyangkut keselamatan warga.
“Sungai Mahakam memang satu-satunya jalur transportasi kami. Tapi sudah tak terhitung berapa banyak nyawa warga perbatasan yang hilang akibat kecelakaan speed boat, longboat, atau mesin ketinting karam. Belum lagi kerugian harta benda,” tuturnya. [*/sumber : https://nomorsatukaltim.disway.id/read/60741/kemarau-tiba-sungai-mahakam-surut-warga-mahulu-kesulitan-dapat-bahan-pokok-dan-bbm/15]