Pantaukaltim.com, Samarinda – Ada 2 aspek penting dalam pembinaan atlet difabel yakni pendampingan dan fasilitas yang ramah difabel.
Kedua hal penting harus dipastikan untuk mendorong pengembangan atlet diabel.
Untuk aspek pendampingan, misalnya, setiap atlet baik saat latihan maupun saat pertandingan harus didampingi satu pendamping.
Misal, atlet tunanetra tentu memerlukan pendamping khusus dalam berbagai aktivitas, mulai dari latihan hingga kebutuhan sehari-hari di hotel.
“Jika ada 10 atlet, total yang terlibat bisa mencapai 20 orang,” ungkap Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional serta Layanan Khusus Dispora Kaltim, Sabtu [9/11/2024].
Hal ini tentu berdampak pada biaya operasional yang lebih besar dari atlet non-difabel dalam satu kompetisi.
Kemudian, untuk aspek fasilitas yang tersedia harus ramah difabel, sehingga memastikan aksesibilitas untuk kursi roda dan alat bantu lainnya.
“Penting untuk memperhitungkan aksesibilitas dalam setiap acara. Pendamping sangat diperlukan untuk memastikan atlet dapat mengikuti semua kegiatan dengan baik,” tambahnya.
Untuk itu, Thomas berharap pemerintah dan masyarakat semakin peka terhadap kebutuhan para atlet difabel, agar mereka dapat terus berkembang dan berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Sejalan dengan itu, kata dia, Dispora Kaltim terus berkomitmen untuk mendukung atlet difabel dan memastikan mereka mendapatkan pelatihan dan kesempatan berkompetisi secara optimal. [ADV Dispora Kaltim]