SAMARINDA – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melakukan pembongkaran ulang bangunan Pasar Pagi dinilai tepat oleh pihak eksekutif. Karena secara teknis bangunan tersebut sudah berusia kurang lebih 50 tahun.
Tetapi kenyataannya, tidak semua perencanaan disambut baik lantaran banyaknya pedagang Pasar Pagi masih enggan direlokasi pada tahun ini. Sehingga mereka pun meminta waktu lebih kepada pemerintah, yakni setelah lebaran 2024 mendatang.
Di sisi lain, sejumlah pedagang juga meminta agar pemerintah menghentikan statement di media bahwa bangunan Pasar Pagi sudah kurang layak, sebab hal tersebut berdampak kurang baik bagi omzet pedagang.
“Itu sangat mengurangi omzet kami. Jadi pelaku ekonomi di pasar sangat tertekan dengan adanya situasi seperti ini,” ungkap Ketua Umum Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3) Thoriq Hakim beberapa waktu lalu.
Sehingga hal ini mendapat atensi dari Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Anhar. Politikus PDI Perjuangan itu agar hasil audit bangunan Pasar Pagi dibuka secara umum.
“Kalau memang ada audit konstruksinya kenapa tidak dibuka, kami saja belum tahu hasilnya seperti apa,” ujar Anhar pada Jumat (13/10/2023).
Ia menyarankan kepada Pemkot Samarinda memberikan bukti yang kuat, untuk mendapat dukungan dari masyarakat Kota Samarinda, khususnya para pelaku ekonomi di Pasar Pagi.
“Jangan seperti Pasar Baqa, berapa lama itu baru mau diselesaikan,” tegasnya.
Sehingga ia meminta Pemkot Samarinda melalui Disdag Samarinda agar dapat menyelesaikan permasalahan sosialnya terlebih dahulu.
“Karena yang dibutuhkan itu bagaimana pasar tradisional menjadi bersih, instalasi listriknya bagus, tidak perlu buat modern, karena ini pasar tidak bisa disamakan dengan yang pakai lift,” tutupnya. (Ama/ADV DPRD Samarinda)