SAMARINDA – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2018-2023 menargetkan serapan tenaga kerja sebanyak 250.000 orang. Hingga tahun 2022, pencapaiannya telah melampaui target.
“Dalam kurun waktu 2019-2022 serapan tenaga kerja mencapai 251.212 orang atau 100,48 persen,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kaltim Rozani Erawadi di ruang kerjanya, Senin (6/8/2023).
Rinciannya, tahun 2019 terserap 131.787 tenaga kerja, tahun 2020 sebanyak 23.194 tenaga kerja, tahun 2021 sebanyak 58.729 tenaga kerja dan tahun 2022 sebanyak 37.502 tenaga kerja.
“Tahun 2023 ditargetkan sebanyak 100.000 tenaga kerja lagi yang akan terserap,” tambah Rozani.
Para tenaga kerja itu umumnya bekerja untuk lapangan kerja perkebunan, peternakan, perikanan, pertanian dan perindustrian.
“Selanjutnya kita ingin peningkatan daya saing melalui berbagai upaya untuk penempatan tenaga kerja. Masyarakat yang berminat bisa mengikuti pendidikan berbasis kompetensi di Balai Latihan Kerja (BLK), baik di Balikpapan maupun di Bontang,” jelas Rozani Erawadi.
Tahun ini pelatihan di BLK Balikpapan sebanyak 1.000 peserta. Dilanjutkan dengan program pemagangan bekerja sama dengan forum pemagangan dan pemerintah kabupaten kota dengan 10 paket pemagangan untuk kurang lebih 160 tenaga kerja. Untuk tahun 2023 akan ada 63 paket pelatihan.
“Jumlah tersebut akan terus kita tingkatkan supaya paling tidak target 1.000 peserta pemagangan bisa tercapai. Tujuannya agar mereka bisa langsung ditempatkan di masing-masing perusahaan,” ujarnya.
Untuk penyerapan tenaga kerja, lanjut Rozani, paling banyak meningkat pada sektor industri pengolahan dan sektor transportasi.
“Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dua sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu pada sektor industri pengolahan dan transportasi,” ungkap Rozani. (mar/sul/ky/adpimprov kaltim)