Pantaukaltim.com, Samarinda – Tujuan awal pendirian Sekolah Khusus Olahraga Internasional [SKOI] di Kaltim agar menjadi pusat lahirnya atlet-atlet muda berprestasi.
SKOI dibangun tahun 2011, pada era pemerintahan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak.
Seiring berjalan waktu, SKOI membuktikan tujuan awalnya. Sekolah ini melahirkan banyak atlet prestasi. Namanya melambung tinggi.
“Salah satunya Iqbal Chandra Pratama, pesilat asal Kaltim yang meraih medali pada Asian Games 2018,” ungkap Kabid PPO Dispora Kaltim, Rasman Rading, Minggu [17/11/2024].
Tak hanya Iqbal, Rasman bilang banyak prestasi lain yang diraih atlet di SKOI dalam setiap kompetisi olahraga, baik daerah, nasional hingga internasional.
Namun, raihan prestasi itu perlahan menurun sejak pengelolaan diambilalih Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim dari Dispora Kaltim.
Pengambilalihan ini atas perintah Permendagri Nomor 12 Tahun 2017. Bahwa, untuk segala urusan dari lembaga pendidikan setara SMA menjadi urusan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan [Disdikbud].
Sejak itulah, prestasi SKOI melalui perlahan menurun. Menurut hasil evaluasi, ada beragam alasan yang bikin SKOI tak sekeren dulu.
Seperti kejenuhan pelatih, terbatasnya kegiatan uji tanding atau try-out di luar daerah, serta kurangnya keseimbangan antara teori dan praktik dalam pembinaan atlet.
“Kami akan mengevaluasi semua aspek ini, karena SKOI adalah milik kita bersama. Solusinya harus dicari secara bersama-sama. Kami terus berusaha mengembalikan kejayaan SKOI,” ungkap Rasman.
Untuk itu, kini Dispora Kaltim segera menggelar rapat koordinasi dengan berbagai instansi, termasuk termasuk Disdikbud Kaltim untuk carikan solusi.
“Kami tidak mencari masalah, tapi berfokus pada solusi agar SKOI kembali berjaya dan menjadi pusat prestasi olahraga di Kaltim, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Rasman. [ADV Dispora Kaltim]