KUTAI BARAT – Insiden kebakaran yang terjadi di Kampung Muhur, Kecamatan Siluq Ngurai, Kutai Barat menghangus 57 rumah, 4 lamin dan 17 sarang walet milik warga.
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran. Namun, percikan api dengan cepat menyambar pemukiman yang rata-rata rumah kayu itu, seketika langsung ludes.
Asisten III, Sahadi S.Hut, M.Si mewakili Pemkab Kubar sudah meninjau lokasi kebakaran dan menampung keluhan para warga terdampak dua hari lalu.
Sahadi menampung keluhan masyarakat yang terkena dampak secara langsung maupun tidak. Selanjutnya, dia menggelar rapat bersama Bupati untuk membahas alokasi bantuan.
“Ibu-ibu tadi itu minta saluran air melalui pipa segera dibaiki biar bisa isi tandon. Begitu juga dengan susu anak-anak dan kebutuhan primer lainnya. Semuanya harus dicatat betul-betul,” ungkap Sahadi.
Sahadi mengatakan setelah tinjauan tersebut, Pemkab Kubar segera menggelar rapat untuk membahas bantuan bagi warga.
“Setelah meninjau ini besok kami akan rapat dengan bupati. Makanya kami tadi minta data lengkap biar bantuan dialokasikan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Jangan sampai ada yang tidak tercatat,” ungkap dia.
Dalam rapat tersebut, Sahadi mengatakan Pemkab Kubar akan mengganggarkan bantuan bagi masyarakat, memastikan proses berjalan hingga pelaksanaan di lapangan.
Nantinya, rumah – rumah warga yang habis dilahap api akan dibangunkan kembali. Lokasi kebakaran itu akan ditata ulang oleh Pemkab Kubar.
“Selanjutnya kami koordinasi dengan camat dan kepala kampung juga masyarakat untuk penataan kembali,” terang dia.
Sahadi mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Dia meminta agar warga lebih berhati-hati dengan api.
“Api ini bisa jadi sahabat, bisa jadi musuh dan sangat membahayakan,” kata dia.
Di saat bersamaan, kata dia, prediksi BMKG puncak titik panas panas di Kaltim terjadi sekitar Agustus 2023, untuk itu warga jangan sampai lalai. [*]