SAMARINDA – Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar menyoroti angka kemiskinan ekstrem dan stunting yang masih ada di Samarinda.
Seperti yang sudah diketahui bersama, Presiden RI Joko Widodo menargetkan nol persen kemiskinan ekstrem dan dibawah 14 persen untuk stunting pada akhir tahun 2024 ini.
Deni mengatakan bahwa dia melihat ada langkah-langkah terukur dan sistematis serta komperehensif sudah dilakukan oleh pemerintah kota (pemkot).
“Dalam artian bagaimana sih menggenjot sisa waktu yang ada, karena memang diakhir tahun ini sudah ditargetkan. Apalagi tahun ini memasuki akhir-akhir masa kepemimpinan wali kota dan wakil wali kota,” kata Deni, Senin (8/1/2024).
Sempat diangka tinggi pada beberapa tahun lalu, Deni mengapresiasi kinerja dari pemkot yang bisa menurunkan angka tersebut hingga pada hari ini.
Pada awal diumumkan, Samarinda sempat berada diatas 24 persen untuk stunting, sedangkan pada kemiskinan ekstrem tersebut mencapai 9.000 jiwa lebih.
“Saat ini sudah diangka 4.000 sekian, kita harapkan itu adalah data. Jadi data ini yang paling penting, untuk angka pastinya, dan itu harus betul-betul dicek, apakah dia masuk kategori miskin esktrem apa tidak,” urainya.
Dia juga mengungkapkan, untuk stunting ini ada klasifikasinya. Ternyata yang dianggap tidak masuk dalam kategori stunting justru masuk dalam data anak stunting, sehingga angka tersebut tinggi.
Maka dari itu, belakangan Pemkot Samarinda juga sudah mengerahkan tim untuk mengecek dan mendata kembali anak-anak yang terkena stunting ini.
“Ini sudah didata kan, kategori mana saja yang betul-betul masuk dalam stunting kan, nanti itu dikelompokkan. Sama dengan miskini ekstrem ini adalah data lagi,” terasngnya.
Politisi Gerindra itu juga menjelaskan pada saat data tersebut dikeluarkan, maka langkah validasi dan verifikasi data dianggap sudah benar.[wan/ADV/DPRD Kota Samarinda]