SAMARINDA – Meski masih berupaya mencari lokasi tambahan dan memperluas area parkir, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dinilai belum sepenuhnya siap untuk merevitalisasi Pasar Pagi.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Abdul Rohim, menyoroti beberapa fakta terbaru yang memerlukan klarifikasi dari Dinas Perdagangan (Disdag).
“Pada akhirnya kami di Komisi II menyimpulkan sepertinya pemkot belum terlalu siap untuk ini,” ungkap Abdul Rohim pada Rabu, 21 Februari 2024, merujuk pada beberapa permasalahan yang muncul, termasuk relokasi Plaza Mulia yang belum jelas statusnya.
Menurut Rohim, ada kekhawatiran bahwa relokasi Plaza Mulia tidak dapat segera dilaksanakan, yang dapat mengakibatkan pedagang yang seharusnya pindah ke sana terpaksa harus tetap beroperasi di Segiri Grosir.
Selain itu, pencarian tambahan tempat parkir juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh Pemkot.
“Kami melihat bahwa Wali Kota baru saja mencari tempat untuk urusan parkir. Ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa hal yang perlu diatasi sebelum proses revitalisasi dapat berjalan lancar,” tegasnya.
Pentingnya kesiapan Pemkot dalam revitalisasi ini disoroti karena pedagang Pasar Pagi, baik di Segiri Grosir maupun di Pasar Sungai Dama, mengalami penurunan omset yang signifikan.
Rohim mengungkapkan keprihatinannya terhadap pedagang yang hidup dari hasil penjualan harian, dan menekankan bahwa masalah seperti parkir yang sering overload dapat berdampak negatif pada keberlanjutan usaha mereka.
“Ini menjadi catatan bagi kami. Ada beberapa pedagang Pasar Pagi yang hidupnya sangat bergantung pada hasil penjualan harian. Kami berharap pemkot segera menyelesaikan kendala-kendala ini agar proses revitalisasi dapat memberikan dampak positif bagi para pedagang dan masyarakat secara keseluruhan,” tambah Rohim. [re/ADV/DPRD Kota Samarinda]
